Jumat, 11 Mei 2012

Drama Monolog


Drama Monolog
Adaptasi dari cerpen pendidikan
Karya : Isra Khasyyatillah

Pendidikan dan harta merupakan dua sisi kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan kita.kedua sisi kebutuhan ini saling berpengaruh.sebab,pendidikan tak berarti tanpa di dukung oleh harta begitu juga sebaliknya harta tak berarti tanpa di dukung oleh  pendidikan.Namun sebagian orang salah mengartikan pendidikan itu,mereka lebih memilih harta di bandingkan pendidikan padahal pendidikan itu lebih berarti dalam kehidupan kita.perbedaan-perbedaan seperti inilah yang sering menimbulkan perselisihan-perselisihan,khususnya di lingkup keluarga.oleh karena itu peran orang tua sangat di butuhkan dalam pendidikan.
Inilah kisah tentang perseturuan orang tua dan anak karena pendidikan dan harta.
I.
Hari panas .Sang surya bersinar dengan ganasnya membuat ubun-ubun terasa mendidih.aris mempercepat langkah menuju rumahnya.Akhirnya sampai juga.dia duduk melepas lelah sambil membuka sepatunya.
“Huh lega rasanya,” ia menghela nafas dam beranjak masuk kedalam.baru saja melangkahkan kaki kedalam rumah,ia menemukan uang berserakan di lantai.
Aris              : Uang apa pula ini mak.(katanya heran)
Mama aris    : “uang punya mak.Berikan sama mak,”
Bapak Aris   : “Bapak mau keluar.(sahut bapak Aris)
Aris              : “Hmmm,mak sudah punya uang sekarang.Jadi aku bias minta uang untuk  
                         membayar uang les dan LKS.” (pikirnya)
                       “Mak…o..o..Mak,” (panggil Aris)
Mama Aris   : “ada apa Ris.Ganggu orang saja kamu ini,(katanya maknya jengkel)



II.
Lalu aris menyerahkan uang tersebut pada Maknya.Ia menjelaskan bahwa uang les dan LKS –nya belum dibayar.Sedang pihak sekolah sudah beberapa kali menagihnya.tapi bukannya di beri uang,dia marah dimarahi oleh Maknya.
Mama Aris : saya heran dengan sekolah kamu itu.Banyak sekali tetek bengek yang harus di
                     bayar.Kan ada dana BOS.Untuk apa dana BOS itu? Sudahlah tidak usah kamu
                     sekolah buang-buang uang saja.Sekarang karet itu tidak berharga tahu?” (katanya
                     dengan muka merah menyala)
Aris             : “dana BOS itu tidak mencukupi Mak,” karena sekolahku hanya sekolah swasta dan   
                     memakai tenaga honor.
Mama Aris : Mak tidak mau tahu denga semua itu.” Cari uang sendiri!”
Aris             : Ahh….emak tak mengertilah dengan pendidikan,padahal pendidikan sangat
                     penting.Dengan pendidikan kita akan bisa menatap masa depan yang gemilang.
Mama Aris : “buat apa kamu sekolah ? liha iitu hah,banyak yang sekolah tinggi,tapi akhirnya
                     Cuma jadi pengangguran.kan? jadi buat apa sekolah? (tambah Maknya lagi)
III.
Aris lebih memilih diam diri daripada menjawab omongan Maknya.Ia menyayangkan kenapa Maknya mempunyai pola pikir yang terkadang seperti itu? Sekarang orang berlomba-lomba mencari ilmu,tapi Mak malah melarangnya.
Aris             : “Mak…mak,mengapa Emak lenih suka mengumpulkan uang,beli emas,dan
                      membenggakan diri pada orang lain daripada menyekolahkan kami anak-anak
                      Mak.Itu akan lebih bermanfaat,”(gumamnya dalam hati)
IV.
Aris sudah lelah medengarkan omelan Emaknya itu.Dia keluar dan pergi entah kemana.
Sedangkan si Lina,adiknya baru saja pulang dari sekolah SMP yang tidak jauh dari rumahnya.Setibanya di rumah,Mak menyuruhnya mandi dan berpakaian yang bagus.Tidak biasanya Mak seperti ini.Ternyata si Lina akan dilamar oleh oleh pak Anto duda kaya yang tinggal di desa sebelah.Tentu saja Lina menolak dengan semua itu.Namun Mak tetap bersikeras dengan kemauannya.Ia sama sekali tidak memikirkan bahwa anaknya itu di bawa umur untuk menikah.Apalagi akan dinikahkan dengan seorang duda.Ah,benar-benar tidak masuk akal.
Lina             : “Emak sudah terpengaruh oleh harta!”
Mama Aris : Saya ini pada teman-teman arisan yang kaya dan hidup mewah.Sedangkan Mak
                     tidak punya apa-apa.Mak ingin menabung untuk menggapai semua itu.Kalian tidak
                     usah sekolah.Hanya menambah beban saja.(bentak Maknya)
V.
Hari-hari berikutnya,Aris tak lagi bersekolah.Ia berhenti dan bergaul dengan teman-temannya yang tidak sekolah.Sebenarnya hati kecilnya selalu sedih tiap kali melihat teman-temannya bersekolah.tapi apa mau dikata,Mak sudah tidak mau lagi menyekolahkannya.
Setiap kali ia ikut teman-temannya dan tampaknya ia juga mulai terpengaruh oleh teman-teman baru itu.Sedangkan Mak sudah tidak peduli lagi dengannya.Ia sibuk mengumpulkan harta,apa lagi sekarang ia telah punya menantu kaya.
Waktu terus berjalan.Aris semakin terjerumus dalam kehiduupan yang tidak memiliki masa depan.Ia telah berubah.Hingga suatu hari dengan tergopah-gopah,Enda temannya Aris datang dan memberitahukan pada Emak kalau Aris di polisi tadi malam.Tapi sekarang ia dirawat di rumah sakit.Overdosis katanya.Habis pesta sabu.sabu.Bagai guntur di siang bolong,Emak dan bapak kaget bukan kepalang.Tapi apa mau dikata.Itu salah mereka,mereka menyukai perbuatan dan siapnya yang tak mau menyekolahkan anaknya itu.
Papa Aris    : “sudah Nur,mudah-mudahan Aris lekas sembuh dan kita bisa kumpul lagi seperti
                    dulu.Akan  kita bina keluarga kita.Biarlah kita hidup sederhana,asalkan hati dan
                    keluarga kita bahagia.”(kata bapak dengan mata berkaca-kaca).Ia berusaha
                    menenangkan hati Mak.
Mama Aris : Bapak benar,kini masih kita bina dan songsong keluarga sakinah,” (kata Mak
                     dengan penuh penyesalan).




TUGAS
Sastra Daerah
“Analisis Teka-Teka Bahasa daerah”


OLEH:
NAZAR PAJERIN
A2D1 09 012
PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011