Drama Monolog
Adaptasi
dari cerpen pendidikan
Karya
: Isra Khasyyatillah
Pendidikan
dan harta merupakan dua sisi kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan
kita.kedua sisi kebutuhan ini saling berpengaruh.sebab,pendidikan tak berarti
tanpa di dukung oleh harta begitu juga sebaliknya harta tak berarti tanpa di
dukung oleh pendidikan.Namun sebagian
orang salah mengartikan pendidikan itu,mereka lebih memilih harta di bandingkan
pendidikan padahal pendidikan itu lebih berarti dalam kehidupan kita.perbedaan-perbedaan
seperti inilah yang sering menimbulkan perselisihan-perselisihan,khususnya di
lingkup keluarga.oleh karena itu peran orang tua sangat di butuhkan dalam
pendidikan.
Inilah
kisah tentang perseturuan orang tua dan anak karena pendidikan dan harta.
I.
Hari
panas .Sang surya bersinar dengan ganasnya membuat ubun-ubun terasa
mendidih.aris mempercepat langkah menuju rumahnya.Akhirnya sampai juga.dia
duduk melepas lelah sambil membuka sepatunya.
“Huh
lega rasanya,” ia menghela nafas dam beranjak masuk kedalam.baru saja
melangkahkan kaki kedalam rumah,ia menemukan uang berserakan di lantai.
Aris
: Uang apa pula ini
mak.(katanya heran)
Mama
aris : “uang punya mak.Berikan sama
mak,”
Bapak
Aris : “Bapak mau keluar.(sahut bapak Aris)
Aris : “Hmmm,mak sudah punya uang
sekarang.Jadi aku bias minta uang untuk
membayar uang les dan
LKS.” (pikirnya)
“Mak…o..o..Mak,”
(panggil Aris)
Mama
Aris : “ada apa Ris.Ganggu orang saja kamu ini,(katanya
maknya jengkel)
II.
Lalu
aris menyerahkan uang tersebut pada Maknya.Ia menjelaskan bahwa uang les dan
LKS –nya belum dibayar.Sedang pihak sekolah sudah beberapa kali menagihnya.tapi
bukannya di beri uang,dia marah dimarahi oleh Maknya.
Mama
Aris : saya heran dengan sekolah kamu itu.Banyak sekali tetek bengek yang harus
di
bayar.Kan ada dana
BOS.Untuk apa dana BOS itu? Sudahlah tidak usah kamu
sekolah buang-buang uang
saja.Sekarang karet itu tidak berharga tahu?” (katanya
dengan muka merah menyala)
Aris :
“dana BOS itu tidak mencukupi Mak,” karena sekolahku hanya sekolah swasta dan
memakai tenaga honor.
Mama
Aris : Mak tidak mau tahu denga semua itu.” Cari uang sendiri!”
Aris
: Ahh….emak tak mengertilah
dengan pendidikan,padahal pendidikan sangat
penting.Dengan pendidikan
kita akan bisa menatap masa depan yang gemilang.
Mama
Aris : “buat apa kamu sekolah ? liha iitu hah,banyak yang sekolah tinggi,tapi
akhirnya
Cuma jadi
pengangguran.kan? jadi buat apa sekolah? (tambah Maknya lagi)
III.
Aris
lebih memilih diam diri daripada menjawab omongan Maknya.Ia menyayangkan kenapa
Maknya mempunyai pola pikir yang terkadang seperti itu? Sekarang orang
berlomba-lomba mencari ilmu,tapi Mak malah melarangnya.
Aris : “Mak…mak,mengapa Emak lenih suka
mengumpulkan uang,beli emas,dan
membenggakan diri pada
orang lain daripada menyekolahkan kami anak-anak
Mak.Itu akan lebih
bermanfaat,”(gumamnya dalam hati)
IV.
Aris
sudah lelah medengarkan omelan Emaknya itu.Dia keluar dan pergi entah kemana.
Sedangkan
si Lina,adiknya baru saja pulang dari sekolah SMP yang tidak jauh dari
rumahnya.Setibanya di rumah,Mak menyuruhnya mandi dan berpakaian yang
bagus.Tidak biasanya Mak seperti ini.Ternyata si Lina akan dilamar oleh oleh
pak Anto duda kaya yang tinggal di desa sebelah.Tentu saja Lina menolak dengan
semua itu.Namun Mak tetap bersikeras dengan kemauannya.Ia sama sekali tidak
memikirkan bahwa anaknya itu di bawa umur untuk menikah.Apalagi akan dinikahkan
dengan seorang duda.Ah,benar-benar tidak masuk akal.
Lina
: “Emak sudah terpengaruh
oleh harta!”
Mama
Aris : Saya ini pada teman-teman arisan yang kaya dan hidup mewah.Sedangkan Mak
tidak punya apa-apa.Mak
ingin menabung untuk menggapai semua itu.Kalian tidak
usah sekolah.Hanya
menambah beban saja.(bentak Maknya)
V.
Hari-hari
berikutnya,Aris tak lagi bersekolah.Ia berhenti dan bergaul dengan
teman-temannya yang tidak sekolah.Sebenarnya hati kecilnya selalu sedih tiap
kali melihat teman-temannya bersekolah.tapi apa mau dikata,Mak sudah tidak mau
lagi menyekolahkannya.
Setiap
kali ia ikut teman-temannya dan tampaknya ia juga mulai terpengaruh oleh
teman-teman baru itu.Sedangkan Mak sudah tidak peduli lagi dengannya.Ia sibuk
mengumpulkan harta,apa lagi sekarang ia telah punya menantu kaya.
Waktu
terus berjalan.Aris semakin terjerumus dalam kehiduupan yang tidak memiliki
masa depan.Ia telah berubah.Hingga suatu hari dengan tergopah-gopah,Enda
temannya Aris datang dan memberitahukan pada Emak kalau Aris di polisi tadi
malam.Tapi sekarang ia dirawat di rumah sakit.Overdosis katanya.Habis pesta
sabu.sabu.Bagai guntur di siang bolong,Emak dan bapak kaget bukan kepalang.Tapi
apa mau dikata.Itu salah mereka,mereka menyukai perbuatan dan siapnya yang tak
mau menyekolahkan anaknya itu.
Papa
Aris : “sudah Nur,mudah-mudahan Aris
lekas sembuh dan kita bisa kumpul lagi seperti
dulu.Akan kita bina keluarga kita.Biarlah kita hidup
sederhana,asalkan hati dan
keluarga kita
bahagia.”(kata bapak dengan mata berkaca-kaca).Ia berusaha
menenangkan hati Mak.
Mama
Aris : Bapak benar,kini masih kita bina dan songsong keluarga sakinah,” (kata
Mak
dengan penuh penyesalan).
TUGAS
Sastra Daerah
“Analisis
Teka-Teka Bahasa daerah”
OLEH:
NAZAR PAJERIN
A2D1 09 012
PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar